Tidak dipungkiri, setiap negara di dunia yang memiliki bahasa pasti punya kamus, tidak ketinggalan juga dengan bahasa arab yang juga memiliki kamus, tapi latar belakang setiap negara biasanya berbeda dalam membuat kamus. Berikut ini adalah latar belakang pembuatan kamus Arab.
1. Kebutuhan bangsa Arab untuk menafsirkan ayat - ayat Al-Qur'an.
Kedatangan islam mengubah makna beberapa kata, dan memasukkan kata-kata baru yang maknanya juga baru. Pemakaian Al-Qur'an menentukan perubahan ini. Sejumlah kata juga mendapatkan konotasi yuristik baru, konotasi keagamaan, etika, politik, ekonomi, atau sosial, menyusul definisi syariat atau persyaratan etika pribadi dan/atau sosial islam. Semua ini perlu diketahui oleh kaum Muslim yang berbahasa Arab maupun tidak.
Peralihan dari makna lama ke makna baru lebih mudah ditangkap oleh masyarakat berbahasa Arab Jazirah. Peralihan ini semakin sulit ditangkap oleh orang yang tanggung penguasaannya akan bahasa ini di provinsi - provinsi yang bersebelahan dengan Jazirah Arab. Padahal, merwka amat bersemangat untuk mempelajari kandungan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Hal ini yang mendasari para ulama mengkodifikasi dan menyusun kamus - kamus bahasa Arab.
2. Keinginan untuk menjaga eksistensi bahasa mereka dalam bentuk tulisan.
Penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah dan asimilasi antara orang Arab dan Non-Arab, ikut mempengaruhi tersebarnya lahn atau dialek-dialek yang menyimpang. Ulama tafsir dan pakar bahasa berusaha keras memerangi lahn dengan berbagai upaya untuk menjaga Al-Qur'an. Bahkan, pada pertengahan abad ke-2 Hijriyah takala era tabiin semakin berkurang kualitasnya, maka bahasa arab telah atau hampir-hampir berubah menjadi non-Arab (a'jam) karena derasnya penyebaran lahn dan penggunaan bahasa amiyah. Maka, tidak ada cara yang bisa melindungi bahasa Aran kecuali dengan mengkodifikasinya. Sekalipun, sikap meninggalkan lahn dan beralih kebahasa 'Badui', menyebabkan hilangnya kebebasan membuat dialek dan bahasa interaksi.
3. Banyaknya buku - buku tafsir pada awal kodifikasi Al - Qur'an dan Hadits tentang gharaib ( kata - kata asing ).
Misalnya, Gharib Al-Hadis karya Abu Muhammad Abdullah Bin Muslim Bin Qutaibah ( w.276 H), Gharib Al-Hadis karya Abu Ubaid Al-Qasim Bin Salman Al-Harawy (w.224 H), Ma'ani Al-Qur'an karya Abu Ja'far Al-Nuhhas ( w. 338 H ) ,dan lain sebagainnya.
4. Munculnya ilmu - ilmu metodologi pertama dalam islam.
Perkembangan kebudayaan dan pemikiran islam, terutama pada masa pemerintahan Bani Abbas melahirkan berbagai disiplin ilmu dan karya -karya Ilmiah. Semua ini tidak lepas dari perkembangan bahasa Arab. Asimilasi antara Arab dan Non-Arab berlangsung efektif dan bernilai guna. Bangsa-bangsa diluar Arab memberi saham tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam islam, sehingga muncul ilmu metodologis semisal Ilmu Tata Bahas, Ilmu Tafsir, Ilmu Nahwu, IlmuI Balagah, Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, dan lain sebagainya, yang kesemuanya bertujuan untuk memelihara dan menjaga Al-Qur'an, sekaligus menggali kandungannya. Selain itu, gerakan terjemahan juga mendorong pekembangan kamus-kamus terjemahan dikalangan bangsa Arab.
Sekian dari saya, semoga bermanfaat..
No comments:
Post a Comment