Search This Blog

Wednesday, May 4, 2016

Musytaq dan Jamid dalam Leksikologi Arab

Bentuk-Bentuk Kosakata Bahasa Arab

Secara umum bentuk kosakata dalam bahasa Arab terbagi dua:

1. Kosakata yang dapat mengalami perubahan (musytaq)

Yakni kata yang diambil dari kata yang lain antara keduanya terdapat hubungan makna meskipun lafalnya berubah seperti kata مرسم , مكتوب , حاكم yang berasal dari رسم, كتب , حكم dan sebagainya.

2. Kosakata yang tidak berubah (jâmid)
Yakni kosakata yang sejak semula sudah mempunyai bentuk dan tidak diambil dari kata lain, misalnya kata شمش , جاموس , شجر dan sejenisnya.
Kata-kata yang mengalami perubahan bentuk (musytaq) tidak hanya berubah bentuk saja tetapi berubah makna dan pengertian, misalnya kata فاتح dan مفتوح, kata pertama berarti pembuka atau penakluk sedangkan kata kedua berarti terbuka atau tertaklukkan. Cara membentuk kedua kata (isim fâ’il dan isim maf’ûl) tersebut yang mana tergolong dalam kata kerja tsulâtsi mujarrad adalah dengan mengikuti wazan فاعل – مفعول.
Kata yang berasal dari kata kerja lebih dari tiga huruf (tsulâtsi mazîd) bentuk isim fâ’il dan isim maf’ûlnya hanya dibedakan dengan huruf harakat kasrah ( ﹻ) pada huruf sebelum akhir untuk bentuk isim fâ’il dan harakat fathah ( ﹷ ) untuk isim maf’ûl, seperti kata مطالب jika dibaca muthâlib berarti bentuk isim fâ’il yang artinya penuntut. Tetapi bila dibaca muthâlab, berarti pembaca menginginkan bentuk maf ‘ûl yang artinya yang dituntut. Metode atau cara pembentukannya melalui bentuk mudlâri’ dengan merubah huruf yang paling depan (harf al-mudlâra’ah) menjadi huruf mim (م). Untuk menentukan apakah bacaan yang tepat dalam suatu teks itu bentuk pertama atau kedua, maka konteks kalimatnya yang menjadi pertimbangan.





Sebab-Sebab Banyaknya Kosakata Bahasa Arab

1. Banyaknya pergeseran bahasa Quraisy dengan dialek-dialek Arab lainnya.

2. Penyusun kamus tidak hanya mengambil bahasa kabilah Quraisy saja, tetapi juga dari banyak kabilah.

3. Penyusun kamus dengan jerih payah ketekunan mereka dalam membukukan setiap sesuatu, mereka membukukan kosakata-kosakata yang banyak yang telah ditinggalkan dan menggantinya dengan kosakata yang lain, maka sebagian kamus-kamus memiliki banyak kosakata dan sinonimnya.

4. Banyaknya kata yang terdapat di kamus-kamus mengenai sinonim yang maknanya bukan asli makna itu sendiri, tetapi makna yang digunakan untuk majas.

5. Isim-isim yang banyak yang disebutkan untuk satu kata utuh bukan untuk seluruh kondisi isim tersebut.

6. Banyak lafadz yang dianggap sinonim padahal kenyataannya bukan sinonim.

7. Berpindahnya banyak mufradat dari bahasa-bahasa serumpun semit dan yang lainnya ke dalam bahasa Arab.

Semoga bermanfaat..

No comments:

Post a Comment